Jumat, 07 Oktober 2011

7 Penyebab Kemacetan lalu Lintas di Jalur Mudik Lebaran

Setiap Musim Lebaran Tiba biasanya berita tentang kemacetan di jalur mudik paling banyak dimuat, beberapa jalur - jalur yang biasanya dilalui para pemudik terjadi kemacetan.

Beberapa penyebab kemacetan lalu lintas di jalur mudik menurut hasil  identifikasi  Kementerian Perhubungan  diperkirakan ada beberapa potensi masalah penyebab kemacetan. Berikut 7 Penyebab Kemacetan di Jalur Mudik Lebaran Versi World Spot.


1. Pelintasan sebidang dengan rel KA diprediksi berpotensi
    menimbulkan antrean panjang kendaraan  saat kereta melintas.   Selain itu, pelintasan sebidang pun
    terhitung rawan kecelakaan jika tanpa pengawasan atau palang pintu.

    Beberapa pelintasan yang diperkirakan menjadi sumber kemacetan adalah Pejagan (Brebes),
    Cicalengka (Bandung), Prupuk (Tegal), Sumpiuh (Banyumas), dan Karanganyar (Kebumen).

2. Tingginya pengguna sepeda motor sebagai transportasi mudik juga dipandang sebagai salah satu
    hambatan kelancaran lalu lintas mudik.

    Kebiasaan pengendara sepeda motor menerobos kemacetan dengan segala cara dipandang akan
    memperlambat kerja aparat untuk mengurangi kemacetan. Apalagi, jumlah pemudik dengan
    sepeda motor setiap tahunnya meningkat.

3. Kehadiran pasar tumpah. Di sepanjang jalur utama lintasan Jawa Barat-Jawa Tengah diperkirakan
    terdapat 88 titik pasar tumpah yang menjadi sumber kemacetan.

4. Sarana jembatan dry port (pelabuhan darat) yang masih dalam tahap  pengerjaan atau penyelesaian
    di beberapa lokasi utama jalur mudik. Beberapa lokasi jembatan dry port ya

5. Titik - titik lokasi sumbangan pembangunan tempat ibadah yang tersebar di sepanjang jalur mudik
    juga dipandang berandil menyebabkan kemacetan. Penggunaan badan jalan untuk meletakkan
    kotak sumbangan ataupun untuk orang yang meminta sumbangan bisa menghambat laju
    kendaraan.

6. Beberapa ruas yang sedang dalam tahap perbaikan akan diberlakukan sistem buka-tutup arus
    kendaraan. Namun, sistem ini kerap dilanggar karena pengendara kendaraan cenderung
    memanfaatkan pula jalur yang berlawanan.

7. Kesiapan penyeberangan. Pada penyeberangan Merak-Bakauheni, misalnya, dermaga
    Plengsengan, Bakauheni, Lampung, hanya bisa disandari beberapa kapal. Dermaga tersebut juga
    hanya bisa dilintasi kendaraan berkapasitas kecil dengan bobot di bawah 25 ton.

   Penyeberangan Bali-Lombok pun berpotensi terhambat dengan sempitnya alur lintasan kapal di
   Pelabuhan Padangbai, Bali. Sementara Pelabuhan Kayangan di Nusa Tenggara Barat mengalami
   pendangkalan (sedimentasi) di sekitar dermaga 1.



Semoga bisa teratasi ditahun - tahun mendatang,..

Sumber : serbapitu.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar