Minggu, 06 November 2011

Mabrur Berkaitan Dengan Perilaku

Suryopratomo
KITA ikut bergembira mendengar laporan wartawan Metro TV, Dadi R. Sumaatmaja, yang mengabarkan bahwa para jamaah sudah tiba di Padang Arafah untuk menjalankan wukuf. Apalagi ditambahkan bahwa cuaca sangat mendukung dan seluruh jamaah haji Indonesia dalam keadaan baik untuk menjalani wukuf.

Kita tahu bahwa syarat paling utama dari ibadah haji adalah melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Orang tidak sah ibadah hajinya apabila pada tanggal 9 Dzulhijah tidak berada di Padang Arafah untuk bermalan dan kemudian melaksanakan wukuf.


Selanjutnya memang masih ada prosesi yang harus dijalani jamaah haji yakni melempar jumrah di Mina, setelah mereka "bermalam" di Muzdalifah. Jutaan umat Islam yang melaksanakan ibadah haji harus melewati perjuangan yang tidak kalah beratnya, karena harus berkumpul pada waktu yang hampir bersamaan di lokasi pelemparan yang tidak terlalu luas.

Beberapa kali musibah besar terjadi di Mina. Banyak jamaah yang menjadi korban, karena tiba-tiba terjadi kepanikan dan jamaah tidak lagi bisa mengatur dirinya dengan baik.

Pemerintah Arab Saudi terus berupaya untuk membangun sistem pergerakan jamaah agar tidak membahayakan satu sama lain. Sekarang ini setidaknya sudah dibangun tiga tingkat tempat pelemparan jumrah, sehingga kepadatan yang bisa membahayakan sesama jamaah bisa dikurangi.

Tentu kita sangat berharap, pelaksanaan haji kali ini bisa berjalan dengan baik. Seluruh jamaah yang melaksanakan ibadah haji bisa kembali ke tempat asalnya dengan selamat dan kemudian menjadi haji yang mabrur.

Khusus untuk yang terakhir ini, kita sangat mengharapkan jamaah haji asal Indonesia benar-benar menjadi pribadi yang lain. Setelah kembali menjalankan ibadah haji, mereka menjadi pribadi yang mulia dan taat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Ibadah haji merupakan ibadah personal dari setiap umat Muslim. Ukuran keberhasilan menjalankan ibadah ini tidak ditentukan oleh orang lain, tetapi oleh diri kita sendiri. Suara hati kitalah yang menentukan apakah kita telah menjalankan ibadah haji dengan baik atau tidak.

Mereka yang mampu memaknai dengan benar ibadah haji, maka sepulangnya dari Tanah Suci, mereka akan menjadi pribadi yang penyabar. Ujian kesabaran yang dijalani lebih dari satu bulan di Tanah Suci akan membuat kita mampu mengendalikan diri setiap kali menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan bertemu langsung umat Muslim dari seluruh penjuru dunia yang memiliki sifat dan karakter sangat berbeda, kita diajarkan bagaimana menghargai perbedaan. Di Tanah Suci kita memang dilarang untuk bersitegang ketika melihat orang melakukan tata cara beribadah yang tidak biasa kita kenal selama ini. Kita menerima bahwa semua itu dilakukan demi penghormatan kepada Sang Maha Pencipta.

Semua sikap yang penuh tenggang rasa dan toleransi seperti di Tanah Suci itulah yang kita harapkan dipraktikkan dalam kehidupan di Tanah Air. Kita menjadi pribadi yang tidak cepat marah dan selalu punya cara yang baik untuk mengingatkan orang lain.

Tentunya kita juga sangat mengharapkan, sesudah melaksanakan ibadah haji, kita bisa membedakan mana yang memang merupakan hak kita dan mana yang menjadi hak orang lain. Kita tidak lagi menjadi pribadi yang rakus dan hanya mementingkan diri sendiri.

Itulah hakikat dari yang namanya haji mabrur. Mereka yang mampu meninggalkan hal-hal buruk setelah melaksanakan ibadah haji dan berubah menjadi pribadi yang sabar, berhati mulia, dan bertingkah laku santun.

Kita sungguh merindukan hadirnya pribadi-pribadi seperti itu. Pribadi yang dalam kesehariannya mampu mewarnai kehidupan ini dengan kebaikan. Mereka selalu memikirkan orang lain, setiap kali hendak bertindak.

Sifat-sifat Allah yang selalu memikirkan mahkluk ciptaan-Nya, itulah yang diharapkan ditiru oleh mereka yang menjalankan ibadah haji. Kita seharusnya tidak kekurangan orang yang berhati mulia, karena setiap tahun ratusan ribu warga bangsa ini pergi menjalankan ibadah haji.

Selamat Idul Adha. Semoga kita mampu setiap kali memetik hakikat dari Hari Raya Besar, Hari Raya Kurban, dengan mengorbankan sikap egois yang selama ini sering menguasai diri kita.


Sumber : metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar