Kamis, 06 Oktober 2011

Kurang Minum, Perusak Konsentrasi di Tanah Suci

Laporan Dari Arab Saudi

Detiknews/ Jakarta - Jangan sepelekan minum banyak selama di Tanah Suci. Kurang minum membuat tubuh dehidrasi (kurang cairan), lalu konsentrasi terganggu. Bicara juga bisa ngawur.


Dehidrasi diduga menjadi pemicu Pardi bin Majenawi bicara tidak nyambung saat ditanya petugas haji Indonesia kala nyasar di Madinah. Semula, dia dikira mengalami kelainan psikis. Setelah dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia, terungkap dia tidak nyambung karena dehidrasi.

"Pak Pardi kecapaian dan dehidrasi. Jadi tidak connect komunikasi. Setelah capai dan dehidrasi hilang, normal kembali," kata Kadaker Madinah Akhmad Jauhari.

Pardi tersesat pada Senin (3/10). Setelah diinapkan semalam di BPHI, hari Selasa (4/10) lalu dia dikembalikan ke rombongannya.

Makan minum di kalangan lansia adalah masalah sensitif. Pada Selasa kemarin, Ny Kasiyah, juga dari Kebumen, meninggal dunia dalam usia 79 tahun karena kekurangan kalori akibat tidak mau makan minum. Dugaan yang muncul, dia khawatir kebelet ketika melakukan ziarah selama di Madinah.

Air minum di Tanah Suci mudah diperoleh. Ada air zamzam gratis di Masjid Nabawi maupun di Masjidil Haram yang bisa direguk sepuas-puasnya. Jus buah pabrikan di toko dijual mulai 2 riyal atau Rp 5.000. Jus buah segar dijual 3-5 riyal. Air putih cukup 1 riyal saja.

Sementara itu, pasien yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (PBHI) di Madinah pada Rabu (5/10) pagi tadi terus bertambah, menjadi 13 orang. Seorang pasien bernama Mohtar (91) asal Ciamis, yang tergabung dalam kloter 1 JKS, mengalami gangguan pernafasan dan dirujuk ke RS King Fahd. Tercatat juga pasien atas nama Palupi Dasirin, asal Surabaya (kloter 7 SUB), menderita lemas dan badan menggigil. Rata-rata pasien yang dirawat memiliki riwayat diabetes, pernafasan dan hipertensi.

Sedangkan cuaca di Madinah, pada siang hari masih panas dengan suhu 39 hingga 41 derajat Celcius. Pada malam hari merosot menjadi 28 derajat Celcius. Kelembaban sangat rendah, berkisar 10 hingga 15 persen. Bandingkan dengan kelembaban di Jakarta yang berkisar 58-68 persen. Rendahnya kelembaban membuat bibir kering dan pecah-pecah. Karena itu minum air banyak dan makan buah segar sangat disarankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar