Sabtu, 15 Oktober 2011

'Cars 2': Konspirasi Politik di Dunia Mobil

Melanjutkan kesuksesan film pertamanya, kali ini 'Cars 2' bercerita tentang konspirasi politik di dunia para mobil itu. Setelah menjadi juara bertahan di Piston Cup Champion, Lightning McQueen (Owen Wilson) akhirnya kembali ke Radiator Springs untuk bertemu dengan kawan-kawan lamanya, termasuk Mater (Larry The Cable Guy). Mereka pun menghabiskan waktu bersama-sama untuk melepaskan rasa kangen. Termasuk mengganggu kencan McQueen dengan Sally (Bonnie Hunt).


Tidak terima dilecehkan oleh pembalap Italia Fransesco Bernoulli (Jon Turturro), Mater pun membela McQueen untuk bertanding di Grand Prix yang diselenggarakan oleh Miles Axlerod (Eddie Izzard) bos Allinol, sebuah perusahaan penghasil energi alternatif untuk mobil-mobil itu. Di sisi lain, seorang agen rahasia dari Inggris Finn McMissile (Michael Caine) menyelidiki pertambangan minyak ilegal di tengah lautan yang membawanya ke sebuah mobil tak dikenal.

Di tengah pertandingan, McQueen dan Mater berselisih. Mater pun meninggalkan McQueen dan bertemu dengan Finn yang mengiranya adalah seorang agen rahasia. Dan itulah saat ketika Mater harus menyelamatkan dunia, dan McQueen baru menyadari betapa pentingnya sosok Mater dalam hidupnya.

Sampai 'Toy Story 3' tahun lalu, Pixar belum pernah mengecewakan kita. Inilah satu-satunya studio yang belum pernah gagal untuk membuat film yang berkualitas. Kita diberi mainan-mainan yang menjadi hidup dan berpetualang dalam 'Toy Story', serangga yang saling berinteraksi dalam 'A Bug’s Life', para monster yang membutuhkan teriakan anak kecil dalam 'Monster Inc.', seekor ikan badut yang berenang melewati Pasifik demi anaknya dalam 'Finding Nemo', drama keluarga superhero dalam 'The Incredibles', tikus got yang bercita-cita menjadi koki handal dalam 'Ratatouille', robot pembersih sampah yang berpetualang di luar angkasa dalam 'Wall-E', sampai petualangan kakek tua menerbangkan rumahnya dalam 'Up'.

Hanya Cars yang dirilis pada 2006 satu-satunya film Pixar yang kurang mendapatkan apresiasi dibandingkan dengan film-film Pixar yang lain. Apakah nasib sekuel ini sama dengan pendahulunya?

Ternyata 'Cars 2' lebih menarik dari film pertamanya. Ceritanya kompleks, namun tidak membingungkan dan humornya segar lengkap dengan twist menarik di penghujung film. Adegan action-nya breathtaking (bisa dibilang tidak kalah dengan film-film James Bond), car chasing scene-nya mendebarkan dan bagaimana Pixar memberikan pesan-pesannya yang gamblang tapi tetap subtle adalah hal yang bisa dikatakan jenius.

Jajaran pengisi suaranya, tidak seperti studio lain yang terobsesi untuk memberikan peran kepada para bintang kelas satu, berkualitas prima untuk meniupkan roh ke dalam karakter-karakter film ini. Dan untuk departemen animasi, Pixar masih tetap berada di urutan terdepan. Gerakannya halus dan gambar-gambarnya hampir terlihat seperti nyata. Terutama pada shot-shot landscape yang menunjukkan jalanan Tokyo, Paris, Italia sampai London.

Pujian patut diberikan kepada John Lasseter, komandan 'Cars 2' (dan Brad Lewis sebagai co-sutradara) serta Ben Queen sebagai penulis skripnya. Mereka membuat 'Cars 2' menjadi film animasi yang menyenangkan, menghibur dan meninggalkan sesuatu pada penontonnya setelah film berakhir. Yang sekali lagi, merupakan pekerjaan penuh risiko mengingat respon atas film pertamanya yang kurang begitu hangat.

Dalam sebuah wawancara, Brad Bird, sutradara 'The Incredibles' dan 'Ratatouille' mengatakan, animasi bukanlah sebuah genre. Animasi hanyalah sebuah media untuk menyampaikan sebuah cerita. Melihat sepak terjang Pixar selama ini, dan setelah menonton 'Cars 2' dengan senyum permanen ketika meninggalkan bioskop, saya mengerti apa yang diucapkan Brad Bird. Apapun bentuk filmnya, jika Anda menceritakan sebuah cerita dengan benar, apapun yang Anda akan sampaikan akan sampai ke penonton.

PS: Mari kita tunggu bagaimana nasib Brave tahun depan. Pixar sepertinya akan mengejutkan kita lagi.

- Detikhot -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar