Sabtu, 15 Oktober 2011

Album 'Gold Cobra' Limp Bizkit: Sebuah Comeback Setengah Jalan

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, topi baseball merah adalah atribut wajib para ababil bila jalan-jalan ke mall atau hadir di sebuah pensi SMA yang sedang marak saat itu. Fred Durst (vokalis/rapper) dari Limp Bizkit inilah yang menjadi penanggung jawab wabah tersebut. Yap, sekitar satu dekade yang lalu nama Limp Bizkit begitu merajai dunia musik rock. Namanya menjadi jaminan penuh-sesaknya festival rock musim panas di Amerika.


Setelah tiga album pertama yang begitu gegap gempita, Fred Durst and the gank mulai kehilangan arah dengan membuat album yang rada melenceng dari patron mereka selama ini, yaitu Rap Metal. Dengan lagu-lagu yang lebih "bernyanyi" dan kelam, Limp Bizkit mulai tenggelam dengan kedatangan tren musik metal yang lebih keras. Keluar-masuknya Wes Borland dan kelakuan ugal-ugalan Fred Durst juga turut membantu menghambat perkembangan Limp Bizkit.

'Gold Cobra' dirilis 6 tahun sejak album terakhir 'The Unquestionable Truth' (Part 1) yang tidak sukses di pasaran. Atas dasar jebloknya album terakhir tersebut, Limp Bizkit seperti ingin kembali ke formula tiga album pertama. Dibuka sesuai dengan prosedur selama ini, yaitu sebuah intro dengan judul “Introbar” serta sebuah lagu pendek penanda kembalinya mereka “Bring It Back”.

Lalu, Limp Bizkit mencoba menggempur dengan nomor-nomor standar Rap Metal a la mereka seperti “Gold Cobra”, “Shark Attack”, “Shotgun” dan “Get A Lie”. Permainan kata Fred Durst pada bagian verse, hook-hook gitar dari Wes Borland dan permainan turn table dari DJ Lethal sudah benar-benar seperti mengembalikan mereka pada masa kejayaan. Tapi, sayangnya hal yang sama tidak berlaku pada bagian inti sebuah lagu, yaitu reffrain.

Tidak adanya reffrain atau chorus yang sing-a-long layaknya single-single terdahulu mereka seperti “Nookie”, “Rolling (Air Raid Vehicle) atau “My Generation” menjadikan lagu-lagu tersebut menjadi sangat anti-klimaks. Ketika Limp Bizkit mencoba untuk meredakan tensi dengan lagu “Walking Away” atau “Loser” pun hasilnya tidak sebaik single lawas mereka yang lumayan santai, “My Way”.

Begitu juga ketika mereka bermain-main dengan Autotune, sebuah perangkat manipulasi vokal, pada lagu “Autotunage”, hasilnya tidak se-“ganggu” lagu-lagu Black Eye Peas. Pada akhirnya, 'Gold Cobra' hanyalah menghadirkan lagu-lagu yang berfungsi sebagai filler pada konser-konser mereka yang akan datang, dimana akan dimaklumi bila penonton hanya akan menggila pada saat single-single lama dinyanyikan.

Memang tidak mudah untuk mengembalikan masa jaya, terutama ketika musik yang diusung suatu band adalah musik yang sangat trendy di zamannya. Eits, jangan lupakan sisi artistik dari album cover ini, lagi-lagi Limp Bizkit menghadirkan sebuah cover album yang sangat tidak nyaman di mata. Sepertinya Rap Metal belum akan menggila kembali.

- Detikhot -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar