Dok. Detiksport |
Kompetisi LPI menyeruak sebagai salah satu bentuk gugatan ketidakpuasan terhadap kompetisi lokal Indonesia yang ketika itu masih berada di bawah rezim Nurdin Halid.
Disokong pengusaha Arifin Panigoro, LPI menjadi sebuah kompetisi tandingan untuk Indonesian Super League (ISL), satu-satunya kompetisi yang diakui PSSI sebagai induk olahraga sepakbola Indonesia.
Sejumlah klub lantas tersusun di bawah naungan LPI. Muncullah kemudian label ilegal dan liga hukuman untuk kompetisi itu.
Pada prosesnya, ancaman sanksi untuk semua yang terlibat di LPI bukan cuma datang dari PSSI. FIFA sebagai induk organisasi sepakbola di dunia juga mengisyaratkan sanksi jika PSSI tak segera membereskan keberadaan "liga tandingan". Tapi ini tidak menyurutkan langkah LPI, yang juga mendapat dukungan dari pemerintah lewat Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Maka kemudian resmi bergulirlah LPI pada 8 Januari 2011, mengetengahkan partai antara Solo FC kontra Persema Malang di Stadion Manahan, disaksikan langsung oleh si kreator, Arifin Panigoro.
Dengan resmi bergulirnya LPI, ancaman hukuman pun digadang-gadang kian nyata. Ini berimbas untuk Irfan Bachdim yang mencuat lewat Piala AFF 2010.
Tampil, ketika itu, sebagai ikon pemain muda Indonesia berparas rupawan dan lihai menggocek bola, masa depan Irfan di timnas pun menyita perhatian publik mengingat klub yang ia bela, Persema, tampil di LPI.
Sementara itu angin perubahan terus coba dihembuskan ke arah PSSI. Tuntutan mundur diarahkan kepada ketua umum PSSI saat itu, Nurdin Halid. Indikasi bahwa Nurdin, yang mantan pesakitan dan sempat memimpin PSSI dari balik bui, sudah mempolitisasi PSSI pasca Piala AFF 2010 bikin fans jengah. Target pemerintah menyetop dana APBD untuk klub sepakbola mulai 2012 pun menambah kuat keinginan akan adanya perubahan.
Sampailah kemudian tanggal 21 Januari 2011, ketika PSSI melakukan Kongres di Bali. Diharapkan, para pemilik suara di tubuh PSSI berani menggebrak mewadahi keinginan yang muncul.
Pada prosesnya, proses kegiatan yang diwarnai aksi demonstrasi tersebut justru kembali menyiratkan sebuah "kemenangan" untuk PSSI: Persema Malang dan Persibo Bojonegoro resmi dihukum karena keikutsertaannya di LPI dan laporan ketum PSSI anggaran selama 2010 disahkan. Namun, terbetik harapan karena dalam kongres itu juga diputuskan bahwa pemilihan ketum PSSI periode 2011-2015 akan dihelat pada bulan Maret 2011.
Hukuman untuk Persema dan Persibo sendiri tak bikin LPI surut dan takut. Gebrakan lain dibuat di akhir Januari dengan merekrut dua pemain asing yang cukup punya nama di eranya; Lee Hendrie yang pernah membela sejumlah klub divisi teratas Inggris dan Richard Knopper yang sempat membela Ajax Amsterdam dari Belanda.
Di kancah internasional, kontroversi hadir di bulan Januari 2011 seiring dengan terpilihnya Lionel Messi sebagai pemain terbaik dunia. Si bintang Argentina FIFA Ballon d'Or, mengalahkan dua pemain Spanyol, Andres Iniesta dan Xavi. Ketiganya adalah pemain klub Barcelona dari Spanyol
Kontroversial, karena di tahun 2010 Iniesta dan Xavi sukses mengantarkan Spanyol jadi juara dunia, sementara Messi hanya bisa membawa Argentina ke perempatfinal. Spanyol sendiri mendapat "hiburan" karena para pemainnya mendominasi di susunan tim terbaik, meski predikat pelatih terbaik jatuh ke tangan pria asal Portugal, Jose Mourinho.
Di ranah Asia, Jepang berhasil membuktikan diri sebagai yang terbaik di gelaran Piala Asia 2011. Berhasil mengalahkan Australia di partai puncak, 'Samurai Biru' berhak menyandang predikat kampiun Asia untuk kali keempat, sebuah capaian terbanyak di antara negara-negara lainnya di benua itu.
Sumber : Detiksport
Tidak ada komentar:
Posting Komentar