Tim bulutangkis putri Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand setelah kalah di ganda kedua. Kekalahan itu disebut Chtistian Hadinata bukan karena unforced error.
Pada pertandingan penentuan, pertandingan keempat, tim beregu putri Indonesia menurunkan Vita Marissa/Lilyana Natsir untuk mendulang poin. Ketika itu, Indonesia tengah tertinggal 1-2 karena sebelumny Adrianti Firdasari takluk di tangan Intanon Ratnachok.
Vita/Lilyana bertarung tiga set dengan Savitree Amitrapai/Saralee Thoungthongkam. Di set penentuan, Vita/Lilyana beberapa kali mendapatkan deuce sebelum akhirnya kalah 24-22 pada set tersebut.
Medali emas pun terpasang di leher para pemain Thailand.
"Kalau soal unforced error, saya pikir nggak juga. Karena kalau unforced error, ketinggalan poinnya pasti jauh. Tadi kita sempat dapat match point juga," ujar Christian, penanggung jawab tim ganda Indonesia, mengenai kekalahan itu.
"Jadi, saya pikir, ini cuma soal tidak beruntung saja," simpulnya.
Christian menyebut, andai Vita/Lilyana bisa menang, ia yakin Indonesia bisa menyabet emas. Pasalnya, ia yakin tunggal ketiga Bellaetrix Manuputy bisa mengalahkan Sapsiree Taerattanachai.
"Tadi, perhitungan kami kalau kita kalah di tunggal kedua, yang ganjal itu di Vita/Butet (panggilan Lilyana). Jadi, tadinya yang diharapkan menentukan itu adalah di tunggal ketiga."
"Satu poin bisa mengubah segalanya. Kalau tadi Vita sama Butet bisa menyamakan kedudukan 2-2 tadi, saya pikir tunggal ketiga kita punya peluang bagus untuk menang," tukasnya.
- Detiksport -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar