Selasa, 27 September 2011

Membantu anak mengatasi rasa takut gagal

Rasa takut gagal membuat anak tidak ambil bagian dalam kegiatan- kegiatan di sekolah. Padahal kegagalan sering tak terhindarkan dan menjadi bagian yang penting dari kehidupan, kata ahli psikologi anak Jim Taylor, PhD., dalam bukunya Positive Pushing: How to Raise a Successful and Happy Child.

Kegagalan mengaitkan aksi anak dengan konsekuensi, yang lalui membantu anak untuk berusaha dan memperbaiki kesalahan di masa depan, jelasnya. Selain itu, kegagalan juga mengajari anak tentang kesabaran, keuletan ketetapan hati, dan kemampuan untuk mengatasi stres. Berikut, tanda-tanda anak takut gagal versi World Spot.



JIKA ANDA TAK DAPAT ATAU TAK MAU BERPARTISIPASI
Anda tak akan menang jika tak ikut main, tapi Anda juga tak akan gagal. Itu sebabnya sebagian anak akan mencari jalan keluar sebelum bel karena percaya, dengan tidak ikut main, mereka bisa menghindari kegagalan. Coba perhatikan cedera berulang, penyakit, kerusakan peralatan, lupa bawa sesuatu atau kehilangan sesuatu, kurang minat atau motivasi atau hanya menolak ikut ambil bagian saja.

Untuk mendorong agar anak ikut, rumuskan ulang konsep. Daripada merumuskan kegagalan sebagai tidak menang, jelaskan tidak menang sebagai tidak mengerahkan usaha terbaik. Dengan cara ini, anak akan bebas mencoba hal-hal baru karena yakin, mencoba adalah bagian yang paling penting.

JIKA ANAK MEMBERIKAN ALASAN
Anda mungkin pernah dengar komentar berikut, "Mestinya saya dapat nilai lebih baik, tapi tes/ guru/ permainan ini tidak adil." Dengan alasan ini, anak Anda akan membiarkan dirinya gagal, karena tahu dia punya alasan baik. Bagaimana pun mestinya dia mestinya mendapatkan nilai baik dan dia merasa, ini saja sudah cukup.

JIKA ANAK HANYA CUKUP SUKSES SAJA
Strategi lainnya adalah meraih sebanyak mungkin tanpa mengambil risiko rill. Anak ini dapat nilai B+, padahal dia mampu meraih A atau rangking dalam 10 besar, padahal dia bisa meraih rangking 3. Mereka terjebak dalam zona aman. Mereka tak mau menguatkan upaya mereka untuk meraih sukses sepenuhnya karena takut tak bisa mencapai puncak.

Bagaimana caranya mengetahui anak Anda sebenarnya lebih cerdas? Tanya langsung pada guru atau coach, " Menurut Anda, apakah anak saya sudah berusaha sebaik mungkin?" saran Taylor. Jika jawabannya tidak, jelaskan kepada anak Anda, bahwa untuk sukses total, dia harus berisiko gagal total.

"Saya bilang sama anak-anak saya, jika kamu ingin gagal, jangan berulang melakukan hal yang sama." Izin untuk gagal ini dapat jadi kunci yang membuka pintu untuk kebahagiaan dan sukses optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar