Sabtu, 17 September 2011

Berita Pilihan : Kasus kriminal di Angkot, Masalah utama ibukota Jakarta

Jakarta - Kasus perkosaan di angkot yang menimpa RS tentu sangat disayangkan. Jakarta dianggap belum bisa menyediakan transportasi yang aman bagi masyarakat. Kasus demi kasus terus terulang kembali, salah siapakah?

"Kota besar seperti Jakarta memang memiliki patologi sosial. Itu masalah utama sebuah kota besar. Namun bukan berarti tidak ada solusi," ujar Kriminolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yesmil Anwar saat dihubungi detikcom, Jumat (16/9/2011) malam.

Yesmi melihat sistem transportasi Jakarta belum menyediakan keamanan dan kenyamanan bagi para penggunanya. Jakarta tak ubahnya manusia gemuk yang terus makan. Akhirnya sejumlah anomali penyakit datang dari segala penjuru.

"Jembatan penyeberangan, pasar, pusat-pusat keramaian mudah sekali berjamur kejahatan. Manajemen transportasi juga sangat jelek, karena pemerintah kita tak pernah serius memberikan solusi. Mereka sudah terlihat enggan peduli," imbuhnya.

Kepedulian dan kebijakan yang pro pada pelayanan masyarakat menjadi pilihan wajib pemerintah. Jika tidak kejahatan terus menghantui, dan akhirnya kota-kota besar seperti Jakarta menjadi sarangnya kejahatan.

"Sudah saatnya transportasi publik itu dibenahi. Manajemennya diperbaiki. Aman dan nyaman adalah pilihan terbaik untuk masyarakat jangan ada kepentingan lain," tandasnya.

Seperti diketahui, karyawati perusahaan swasta berinisial RS (27), menjadi korban pemerkosaan di dalam angkot D 02 jurusan Ciputat-Pondok Labu yang terjadi pada Kamis (1/9) lalu. Pelaku, Yogi (21) yang tidak lain adalah sopir D 02 berhasil ditangkap.

Sebelumnya, kasus serupa menimpa almarhumah Livia Pavita Soelistio (21). Nyawa mahasiswi Universitas Bina Nusantara itu meregang di tangan 4 sopir tembak angkot yang kemudian merampas harta korban dan memperkosanya pada 16 Agustus lalu. Enam pelaku, termasuk dua di antaranya penadah barang hasil curian ditangkap Polres Jakarta Barat.

- Detiknews -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar