Okezone.com/ MEDAN - Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar, meminta PT Nusantara Buana Air (NBA) mengevaluasi rute penerbangan Medan-Kutacane. Nazar menilai rute penerbangan Medan-Kutacane berisiko tinggi karena faktor cuaca dan geografis.
“Saya sering terbang di atas lokasi kejadian itu memang riskan di sana. Saya pernah pas mau landing, tiba-tiba angin kencang dan hujan. Ya saya pasrah-pasrah saja,” kata Nazar saat dihubungi okezone, Senin (3/10/2011).
Nazar menggambarkan, rute lintasan Medan-Aceh dikelilingi hutan alami, lembah, dan pegunungan kapur. “Saya memang tidak mengerti teknis, tapi saya lihat kawasan itu karang,” sambungnya.
Dia meminta maskapai penerbangan perintis melengkapi instrumen penerbangan, baik GPS dan alat lainnya yang dapat mengukur keberadaan pesawat agar tidak lari dari jalur yang telah ditentukan. “Saya minta agar instrumen pendukung dilengkapi, meskipun waktu penerbangan (Medan-Kutacane) hanya 30 menit,” ujarnya.
PT NBA, kata dia, merupakan maskapai yang disubsidi oleh APBN sejak 2010. Dia juga berharap agar pelelangan maskapai penerbangan tidak hanya karena tarifnya murah, namun juga perlu dilakukan peninjauan secara teknis, baik terhadap pesawat maupun instrumennya.
“Saya kurang tahu tarifnya. Tapi saya harap, pelalangan itu jangan cuma berpatokan pada harga yang murah," tandasnya.
Pesawat Cassa 212-200 PK-TLF rute Medan-Kutacane jatuh di kawasan hutan di Bahorok, Langkat, Sumut, pada Kamis 29 September lalu. Sebanyak 18 penumpang termasuk kru tewas. Dugaan sementara, pesawat jatuh karena cuaca buruk.
- Okezone.com -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar