B adalah huruf kedua dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Latin dan bahasa lain pada umumnya (termasuk bahasa Indonesia), huruf ini biasanya melambangkan konsonan dwibibir, khususnya fonem [b], konsonan letup dwibibir bersuara.
Sejarah Huruf B
Hieroglif Mesir "denah rumah" → | Proto-Semitik bet → | Fenisia beth → | Yunani Kuno beta → | Yunani Modern beta → | Etruska B → | Latin Kuno B → | Latin Modern B |
---|---|---|---|---|---|---|---|
‹B› berasal dari sebuah piktogram denah sebuah rumah dalam aksara hieroglif Mesir atau aksara Proto-Sinaitik. Sekitar tahun 1050 SM, huruf itu dikembangkan dalam abjad Fenisia menjadi bentuk linear dan bernama beth
Tipografi Huruf B
Huruf kecil ‹b› berasal dari huruf tegak bersambung Romawi, saat para juru tulis mulai mengabaikan lengkungan atas pada huruf kapitalnya.Blackletter B | Uncial B | ||
B Romawi Modern | B Italik Modern | B Bersambung Modern |
‹B› seringkali disalah sangka dengan huruf dalam bahasa Jerman yang mirip, ‹ß›, yang menggantikan ‹ss›.
Penggunaan Huruf B
Dalam kebanyakan bahasa yang memakai alfabet Latin, huruf B menandakan konsonan letup dwibibir brsuara (/b/). Dalam bahasa Estonia, Islandia, dan juga transkripsi bahasa Tionghoa, B tidak bersuara, tetapi masih dibedakan dari huruf P, yang dipanjangkan menjadi /pp/ dalam bahasa Estonia, dan dihembuskan pula menjadi /pʰ/ dalam bahasa Tionghoa dan Islandia. Dalam bahasa Fiji, B dipranasalisasi menjadi /mb/, sementara dalam bahasa Zulu dan bahasa Xhosa menjadi konsonan letup-balik /ɓ/, berbanding dwihuruf Bh yang melambangkan /b/. Bahasa Finlandia hanya memakai huruf b untuk kata pinjaman. Dalam huruf IPA dan X-SAMPA, huruf /b/ menandakan konsonan letup dwibibir bersuara. Adanya bentuk variasi huruf b yang menandakan konsonan dwibir berkaitan, seperti konsonan letup-balik dwibibir bersuara dan konsonan getar dwibibir. Dalam X-SAMPA, huruf besar B menandakan konsonan desis dwibibir bersuara. Huruf B juga digunakan sebagai not musik. Kode Komputasi Huruf B
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar